Sabtu, 25 Februari 2017

Makalah Ilmu Ternak Unggas Body Covering



 

I. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Body Covering merupakan bagian tubuh bagian luar yang berfungsi menutupi dan melindungi dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Penutup tubuh unggas atau eksoskeleton terdiri dari : bulu, paruh, kulit, sisik, jengger, gelambir dan cuping telinga. Kulit ayam secara histologis terdiri dari dua lapisan jaringan yaitu epidermis dan dermis. Bulu, paruh, kuku, dan sisik merupakan perkembangan dari lapisan epidermis. Dermis (innerlayer) merupakan bagian utama dari kulit yang terdiri atas jaringan ikat dan banyak mengandung serabut kolagen. Dermis berasal dari messodermal dan perkembangan dermis ini membentuk jengger, cupping dan pial.

Tubuh ayam hampir seluruhnya tertutup oleh bulu. Bulu merupakan pertumbuhan kearah luar dari epidermis yang membentuk bulu penutup tubuh (plumae). Tubuh anak ayam tertutup bulu kapas atau down feather. Bulu segera berganti dengan bulu yang lebih keras disebut bulu dewasa. Fungsi bulu adalah melindungi tubuh dari kerusakan fisik, mengatur dan menjaga stabilitas tubuh, sarana untuk terbang dan merupakan daya tarik bagi lawan jenis serta untuk menduga kemampuan bertelur. Unggas sebagai hewan homoiterm dengan tingkat metabolisme tinggi dapat menjaga serta mengatur suhu tubuhnya agar tetap normal melalui proses homeostatis. Temperatur tubuhnya konstan meskipun hidup pada temperatur lebih rendah atau lebih tinggi dari temperatur tubuhnya. Hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya yaitu hipotalamus untuk mengatur suhu tubuh.

Bulu burung merupakan tipe bulu yang bergaris luar bulu-bulu pada rusuk yang berfungsi untuk menutupi tubuh dan membuat tubuh menjadi lebih lurus dan ramping. Bulu tipe ini terdiri dari bulu yang cekung (calamus), muncul dari folikel kulit dan tangkai atau rachis yang merupakan kelanjutan dari bulu dan melahirkan banyak barb. Bulu unggas berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi 3 macam yaitu plumae, plumulae dan filoplumae.  Bulu plumae merupakan bulu penutup bagian luar yang membentuk vigor unggas. Bulu plumae terdiri dari Calamus (tangkai bulu melekat pada folikel), Rachis (Shaft), dan vexillum (bendera dikanan kiri rachis).  Bulu plumae terdapat pada ayam dewasa yang letaknya di bagian bawah bulu plumae.  Bulu filoplumae merupakan bulu halus yang terdapat di antara bulu plumae dan plumulae.



1.2    Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud Body Covering?

2.      Apa saja macam-macam Body Covering?

3.      Apa fungsi dari Body Covering?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui apa itu Body Covering.

2.      Mengetahui macam-macam Body Covering.

3.      Mengetahui fungsi dari Body Covering.



II. TINJAUAN PUSTAKA

Body covering adalah bagian tubuh unggas atau bagian luar penutup tubuh unggas. Body covering dikelompokkan menjadi dua yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan bagian dari tubuh unggas paling luar yang bila dipotong tidak akan berdarah, misalnya bulu, paruh (beak), kuku (nail) dan sisik (scale). Dermis atau innerlayer merupakan bagian tubuh unggas yang apabila dipotong akan berdarah, misalnya jengger (comb), gelambir (pial) dan cuping telinga (earlobe) (Srigandono, 1999).

Bulu berdasarkan strukturnya ada tiga macam yaitu tipe plumae (cover feather), tipe plumulae dan tipe filoplumae. Tipe plumae merupakan bulu yang menutupi tubuh, plumulae terdapat pada anak ayam dan filoplumae merupakan bulu yang jaran g dijumpai tetapi terdapat diseluruh tubuh (Riswantyah, 1999). Bulu plumae terdiri dari calamus (tangkai bulu melekat pada folikel), rachis (shaft) dan vexillum (bendera bulu). Tipe filoplumae merupakan bulu halus yang terdapat diantara bulu plumae dan plumulae (Srigandono, 1999).

Sehelai bulu mempunyai tangkai utama yang disebut shaft, bagian kulit yang bertautan dengan kulit dinamakan root dan bagian luar dinamakan rachis. Cabang paling awal dekat kulit terdapat sepasang barbules dan arah cabang bulu disebut barb. Nama bulu biasanya tergantung pada lokasi dan fingsinya, misalnya bulu lunak atau halus pada sayap disebut perinal dan bulu pada ekor dinamakan tetrices (Yuwanta, 2004).  Bulu remiges adalah bulu yang tumbuh pada sayap, berbentuk asimetris dan berfungsi untuk terbang. Bulu rectrices adalah bulu yang tunbuh di ekor, b erbentuk simetris (Sari, 2013).

Ada  beberapa factor yang mempengaruhi adanya pola bulu terutama yang terjadi pada unggas secara umumnya. Warna bulu pada unggas disebabkan adanya pigmen, struktur fisik atau kombinasi antara pigmen dan struktur fisik. Warna paruh dan warna kaki dipengaruhi oleh atau ditentukan oleh warna pigmen kulit, misalnya pigmen lipocrom (Sulaiman, 2011).

Selain jengger juga terdapat sepasang pial pada bagian kedua sisi rahang bawah dibagian basal paruh. Ukuran serta tekstur jengger dan pial dalam beberapa memiliki peranan dalam seleksi bibit untuk menentukan produktivitas seekor ayam betina. Hal tersebut dikarenakan kondisi organ ini dapat dijadikan indikasi produktifitas seekor ayam betina. Ayam betina yang sedang bertelur menunjukkan jengger yang merah dan menebal serta lunak dan hangat, sedangkan ayam betina yang produksi menunjukkan jengger yang tipis, kering, dan jengger yang tumbuh dan berkembang dengan menunjukkan kinerja produksi dan reproduksi yang baik dibandingkan ayam yang memiliki jengger kecil (Suprijatna, 2008).



III. PEMBAHASAN

3.1    Pengertian

Body covering merupakan bagian tubuh atau bagian luar penutup tubuh yang memiliki fungsi untuk menutup tubuh dan melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Body covering terbagi menjadi dua, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan bagian dari tubuh unggas paling luar yang bila dipotong tidak akan berdarah. Sedangkan dermis merupakan bagian tubuh hewan yang bila dipotong akan berdarah

3.2    Epidermis

Bagian – bagian dari kelompok epidermis adalah :

1.        Bulu (feather)

Bulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar. Bulu tidak tumbuh di semua permukaan kulit, yaitu pada muka dan shank. Pada unggas yang baru menetas, tubuhnya tertutup oleh bulu kapas yang disebut dengan down feather. Selanjutnya bulu akan berganti menjadi bulu yang keras yang disebut dengan Pterilae, yaitu bulu pada bagian kepala, leher, dada, punggung, ekor, bahu, sayap, perut, paha, dan kaki (Yuwanta, 2004).

Warna bulu pada setiap unggas berbeda-beda hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor. Ada  beberapa factor yang mempengaruhi adanya pola bulu terutama yang terjadi pada unggas secara umumnya. Warna bulu pada unggas disebabkan adanya pigmen, struktur fisik atau kombinasi antara pigmen dan struktur fisik (Sulaiman, 2011).

 Adapun bagian-bagian bulu meliputi :

a.         Calamus - poros berongga dari bulu yang menempel ke kulit burung

b.        Malai - poros tengah dari bulu yang baling-baling yang terpasang

c.         Vane - bagian pipih dari bulu yang melekat di kedua sisi dari malai (bulu masing-masing memiliki dua baling-baling)

d.        Barbs - banyak cabang dari malai yang membentuk baling-baling

e.         Duri - duri kecil dari ekstensi yang diselenggarakan bersama oleh barbicels

f.         Barbicels - kait kecil yang berpaut untuk memegang barbules

Berdasarkan strukturnya, Bentuk bulu unggas ada 3 macam yaitu :

1.        Tipe Plumae (cover feather)

Bulu plumae merupakan bulu penutup bagian luar yang membentuk vigor unggas. Bulu plumae terdiri dari Calamus (tangkai bulu melekat pada folikel), Rachis (Shaft), dan vexillum (bendera dikanan kiris rachis). Bulu tipe plumae bendera bulu tumbuh sempurna, bendera bulu mengandung flexilum.

2.        Tipe Plumulae

Bentuknya seperti plumae namun teksturnya lebih halus, bendera bulu tumbuh tidak sempurna dan biasanya bulu plumae terdapat pada ayam dewasa yang letaknya di bagian bawah bulu plumae.

3.        Tipe Filoplume

Bulu filoplume berbentuk halus dan terletak diseluruh permukaan tubuh, bendera bulu tumbuh tidak sempurna lagi serta merupakan bulu halus yang terdapat di antara bulu plumae dan plumulae (Srigandono, 1999).

Fungsi bulu adalah melindungi tubuh dari kerusakan fisik, mengatur dan menjaga stabilitas tubuh, sarana untuk terbang dan merupakan daya tarik bagi hewan jenis serta untuk menduga kemampuan bertelur.

2.        Paruh (beak)

Paruh pada unggas memiliki fungsi sesuai bentuknya, salah satunya adalah untuk merobek, mematuk dan mengambil makanan. Menurut Sulaiman (2011), warna paruh dan warna kaki dipengaruhi oleh atau ditentukan oleh warna pigmen kulit, misalnya pigmen lipocrom. Hal tersebut yang menyebabkan adanya perbedaan warna pada tiap jenis unggas.

Adapun tipe-tipe paruh diantanya adalah :

3.3    Cutting / pemotong à Ayam

3.4    Sieving / menyosor à Itik

3.5    Probing à Bangau

3.        Kuku (nail)

Kuku pada unggas mempunyai banyak fungsi bagi tiap-tiap jenis unggas. Seperti pada ayam, kuku berfungsi untuk mencari cacing di tanah. Hal tersebut dikarenakan kuku pada ayam yang keras. Menurut Siroprawiro (1981) , kuku pada ayam sangat keras, kuku yang keras ini disebabkan oleh keratin yang banyak mengandung kalsium. Beberapa tipe kuku dan fungsinya pada unggas berbeda-beda, diantaranya :

a.         Tipe padling  (berfungsi untuk mencakar-cakar tanah, berukuran kecil tetapi kuat)

b.        Tipe swiming (tumbuh tidak terlalu baik, antara jari-jari terdapat selaput yang berfungsi untuk beradaptasi dengan air)

c.         Tipe bertengger (berukuran panjang dan kuat, berfungsi untuk bertengger atau hinggap didahan)

d.        Tipe mencengkram (kuku tumbuh dengan kuat, melengkung, dan tajam, berfungsi untuk mencabik-cabik mangsanya)

4.        Sisik (shank)

Sisik pada unggas berfungsi untuk melindungi bagian kaki pada unggas, selain itu para pesuka ayam aduan, sisik dapat dijadikan penilaian untuk mengetahui model pukulan ayam tersebut dalam bertanding (Putranto,  2011). Sedangkan menurut Candrawati (2007), sisik kaki betina berwarna putih dan abu-abu, sedangkan pada jantan berwarna hitam dan abu-abu

3.3  Dermis / innerlayer

Bagian-bagian yang termasuk kelompok dermis adalah :

1.        Jengger (comb)

2.        Gelambir (pial)

3.    Cuping telinga (ear lobe)

Beberapa bagian tubuh terdapat bagian kulit yang tanpa bulu, antara lain jengger, gelambir, cuping, paruh, kuku. Jengger dan gelambir bersifat sensitif terhadap hormon sex sehingga dapat dijadikan indikator karakteristik secundary sex, sebagai accesory sexual epidermal. Pial dan jengger berwarna merah dan bentuk jengger tunggal (single) (Candrawati, 2007).

Organ ini merupakan kulit yang menjulur ke bagian luar. Pada ayam, umumnya dermis kaya akan pembuluh darah sehingga organ ini berwarna merah. Hormon sex jantan mengakibatkan jengger dan pial yang membesar dan tebal serta berwarna merah.

Jengger terdapat pada bagian atas  kepala. Jengger ayam jantan lebih besar daripada ayam betina. Beberapa bentuk jengger yaitu single comb, pea comb , strawberry comb, cushion comb, walnut, buttercup comb, V-shaped comb,rose comb. Menurut Mufti (2012), comb mempunyai kepentingan dalam seleksi bbibit bibit dalam hal kinerja produksi, karena memberikan indikasi tehadap pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi. Comb yang tumbuh dan berkembang baik menunjukan kinerja produksi dan reproduksi yang lebih baik dibandingkan dengan unggas (ayam) yang memiliki comb kecil.

Selain jengger, juga terdapat sepasang pial pada bagian kedua sisi rahang bawah di bagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging tebal yang terletak di bagian bawah telinga. Warnanya bervariasi sesuai dengan masing-masing bangsa ayam.

Ukuran serta tekstur jengger dan pial dalam beberapa memiliki peranan dalam seleksi bibit untuk menentukan produktivitas seekor ayam betina. Hal tersebut dikarenakan kondisi organ ini dapat dijadikan indikasi produktifitas seekor ayam betina. Ayam betina yang sedang bertelur menunjukkan jengger yang merah dan menebal serta lunak dan hangat, sedangkan ayam betina yang produksi menunjukkan jengger yang tipis, kering, dan jengger yang tumbuh dan berkembang dengan menunjukkan kinerja produksi dan reproduksi yang baik dibandingkan ayam yang memiliki jengger kecil.

IV. PENUTUP
Kesimpulan

1.        Body covering merupakan bagian tubuh atau bagian luar penutup tubuh yang memiliki fungsi untuk menutupi tubuh dan melindunginya dari pengaruh luar (lingkungan) yang merugikan.

2.        Body covering  dikelompokkan menjadi dua yaitu epidermis dan dermis.Yang termasuk bagian epidermis adalah bulu, paruh, kuku, dan sisik. Sedangkan bagian demis adalah jengger, gelambir, dan cuping telinga. Setiap bagiannya memiliki fungsi masing-masing.

3.        Body covering memiliki peranan penting bagi unggas, baik sebagai pembentuk figor tubuh, indikator tingkat produksi, secondary sexing, alat bantu, dan lainnya.




DAFTAR PUSTAKA

Candrawati, V.Y. 2007. “Studi Ukuran dan Bentuk Tubuh Ayam Kampung, Ayam Sentul dan Ayam Wareng Tangerang Melalui Analisis Komponen Utama”. Skripsi. IPB. Bogor.

Mufti, dkk. 2012. Dasar Ternak Unggas. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Putranto, Heri . D. 2011. Pengaruh Suplementasi Daun Katuk Terhadap Ukuran Ovarium dan Oviduk Serta Tampilan Produksi Telur Ayam Burgo. Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.

Riswantiyah. 1999. Dasar Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan, UNSOED. Purwokerto.

Sari, dkk. 2013. Perbandingan Tipe dan Pengembangan Bulu pada Tiga Jenis Unggas. Prosiding Semirata FMIPA. Unsyiah. Banda Aceh.

 Siroprawiro, I., A.P. Siregar, dan M. Sabrani. 1981. Teknik Berternak Ayam Ras di Indonesia. Margie Group, Jakarta

Srigandono, B. 1999. Produksi Unggas Air. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sulaiman, A. 2011. Karakteristik Eksterior, Produksi dan Kualitas Telur Alabio di Sentra Peternakan Itik Kalimantan Selatan. Bioscientic. Vol. 8, No. 2, hal 46-61.

Suprijatna, E. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar